Mari kita perhatikan angka-angka fantastis yang digarisbawahi ini:
1. … Wiratman & Associates memperkirakan, pembangunan JSS [Jembatan Selat Sunda] membutuhkan dana sekitar 10 milyar dollar AS atau setara dengan Rp 92 triliun. Dana itu bisa diperoleh dari pemerintah maupun investasi pihak swasta. Pembangunan JSS akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembuatan prastudi kelayakan (2007-2009), tahap pembuatan studi kelayakan (2009-2013), dan tahap pembangunan (2013-2025).
(dikutip dari tulisan Anita Yossihara di Kompas, Jumat, 19 Oktober 2007, “Jembatan yang Satukan Jawa-Sumatera”)
2. … Bentang tengah Suramadu saat ini, ujarnya, menggunakan konstruksi cable stayed sepanjang 434 meter yang memungkinkan kapal berlalu-lalang, namun teknologi ini jelas lebih mahal. Jembatan yang akan menghabiskan dana Rp4 triliun itu, menurut Prasetyo, memang tak akan terbayar dengan misalnya membangun jalan tol di sepanjang jembatan itu. Estimasi dengan jalan tol menghitung hanya Rp400-500 miliar yang akan kembali modal, sisanya hilang.
“Tetapi Suramadu dibangun memang khusus untuk mengatasi kesenjangan ekonomi yang tinggi antara Jawa dan Madura. Konsep pemerintah, dengan memutus isolasi, maka interaksi ekonomi dan pembangunan bisa berjalan di Madura,” katanya.
(dikutip dari http://www.gatra.com, edisi 29 Agustus 2007 “Pembangunan Fasilitas Transportasi Jembatan Suramadu Sudah Capai 40%”)
3. … Kini dibangun 10 ruas tol pada jaringan tol trans-Jawa dari Jakarta hingga Surabaya, di antaranya Cikampek-Palimanan, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto, dan Mojokerto-Surabaya.
Tiap ruas tol mempunyai kendala tersendiri, misalnya pergantian manajemen tanpa izin kreditor sehingga pengucuran kredit ditunda (ruas Kanci-Pejagan), keluhan investor tentang rendahnya nilai ekonomis sehingga pembebasan lahan menggunakan dana APBN (ruas Solo-Ngawi-Kertosono), dan kesulitan dalam pembebasan lahan.
Total biaya dari semua ruas tol ini adalah Rp 35,83 trilyun.
(dikutip dari harian Kompas, Senin 5 November 2007 “Realisasikan Trans-Jawa, Regulasi Akan Terus Disempurnakan”; angka tersebut merupakan kutipan juga dari BPJT, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia)
4. … Airbus chose Singapore Airlines as the first company to give the world’s newest plane, which was formally handed over on Monday in Toulouse, France where the superjumbo was put together. The jetliner [A380], which took seven years and about $US13 billion ($A14.68 billion) to develop, rolled off the assembly line nearly two years behind schedule.
Catatan $US13 billion/milyar setara dengan Rp 119.600.000.000.000,- atau Rp 119,6 trilyun hanya untuk pengembangan/development selama 7 tahun. Harga per pesawat, lihat angka di bawah ini:
… According to the Financial Times Deutschland, the list price of the A380 – which will become world’s largest airliner – rose by 4.7% to between 235.4m euros ($295.6 million; £161.9m) and 251.6m euros ($316 million; £173.1m) earlier this month.
Catatan: angka pembelian satu pesawat terbang A380 sebesar $US316 million/juta di atas adalah setara Rp 2.907.200.000.000,- atau Rp 2,9 trilyun
5. … Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, Mardikun dalam laporannya menegaskan bahwa latar belakang pembangunan sekolah model terpadu mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA ini dalam rangka menigkatkan dan mewujudkan Sumber Daya Manusi (SDM) yang profesional dan handal. Diharapkan dengan adanya pembangunan sekolah terpadu ini akan meningkatkan harkat dan martabatnya dalam rangka era globalisasi dalam persaingan internasional. Menurut Mardikun, pengembangan sekolah model terpadu ini yang direncanakan akan memiliki prasarana dan sarana pendidikan yang disesuaikan dengan sistem ketentuan pendidikan nasional.
Dikatakan, luas tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan sekolah terpadu seluas 69.000 meter persegi yaitu untuk komponen pembangunan utama yakni terdiri dari gedung sekolah TK, SD, SMP dan SMA dengan didukung beberapa fasilitas lain yakni gedung olahraga, asrama, tempat ibadah dan rumah dinas. Ditambahkan biaya pembangunan gedung sekolah terpadu ini diperkirakan menelan anggaran sebesar 110 milyar rupiah dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) untuk tahun anggaran 2006 sampai dengan 2008.
(dikutip dari www.bojonegoro.go.id)
Terakhir, mari kita lihat apakah angka-angka tadi masuk akal dibanding anggaran KPU untuk penyelenggaraan pemilu 2009 (dan persiapan pemilu sepanjang tahun 2008).
6. … Sebelumnya, menurut Abdul Hafiz [Ketua KPU], total anggaran KPU 2008 dan pemilu 2009 dibutuhkan dana total Rp 47,9 trilyun, terdiri dari KPU dan proses pemilu untuk tahun 2008: Rp 18,6 trilyun, dan proses pemilu 2009: Rp 29,3 trilyun.
(dikutip dari Kompas Cyber Media, Rabu, 31 Oktober 2007)
… Padahal Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menganggarkan KPU untuk masa kerja 2008-2010 “hanya” sebesar Rp 25,7 trilyun yang membengkak karena “honor faksi-faksi di TPS itu naik”.
Silakan dicerna, silakan merenungi nasib.
Membeli pesawat canggih, membangun pelabuhan internasional baik laut ataupun udara, membangun jembatan dan jalan, membangun gedung sekolah, rumah sakit, dan seterusnya dan seterusnya… bukanlah prioritas utama pengambil keputusan di negeri ini ‘kah?
Sampai kapan? Jika angka usulan KPU itu tidak ditekan hingga titik paling “beradab”, buat saya pribadi Pemilu 2009 itu bukan hari yang paling ditunggu lagi.
Rekap Angka-angka Fantastis
Jembatan Selat Sunda = Rp 92.000.000.000.000,-
Jembatan Suramadu = Rp 4.000.000.000.000,-
Jalan Tol Trans-Jawa = Rp 35.830.000.000.000,-
Pengembangan 7 thn A380 = Rp 119.600.000.000.000,-
Harga Satu Pesawat A380 = Rp 2.900.000.000.000,-
Pembangunan 1 Sekolah Terpadu = Rp 110.000.000.000,-
Penyelenggaraan Pemilu:
Versi Menkeu (2008-2010) = Rp 25.700.000.000.000,-
Versi KPU (2008-2009) = Rp 47.900.000.000.000,-