RSS

Ya Ampun, Mas Pam!

04 Des

Membaca reportase Mas Agus Pambagio yang sedang di Brussels untuk melobi Uni Eropa (baca berita klik di sini), saya jadi ikut manggut-manggut sambil geleng-geleng (ini baru oxymoron!). Internet sudah ada, google juga ada, tinggal terjemahkan dan action! Maksudnya? Saya dulu punya kebiasaan di kelas “fotokopi semua, baca kemudian”. Di kelas sebelah malah ada kebiasaan “menerjemahkan ke bahasa Indonesia” tulisan-tulisan pakar dari jurnal ekonomi di luar negeri. Jika Mas Pam geleng kepala di Brussels, saya manggut. Positive thinking, mungkin sedang dipersiapkan. Sedang dibaca semua. Karena membuat paper untuk wong londo itu tidak mudah.

Sebagai bangsa yang besar, seharusnya kita bangga punya bahasa Indonesia yang akarnya kuat (sehingga bahasa Inggris menjadi bahasa ketiga setelah bahasa Sunda, wongkito ataupun Bugis). Saya bertemu dengan regulator dari SARFT dari People’s Republic of China, semuanya tak bisa bahasa Inggris (mungkin mengerti tapi tak mau bicara dalam bahasa Inggris). Penerjemah yang cantik dan aseli dari Guangzhou pun lebih jago bicara dalam bahasa Indonesia!

Waktu di Bangkok pun, tak seorangpun bisa membaca huruf Latin (tahu ‘kan huruf Thai itu keriting seperti bakmi Bangka?). Saya mampir ke satu convenience store 7-Eleven untuk menanyakan alamat kedubes Indonesia di sana (yang ternyata hanya di ujung jalan yang sama!), setengah jam mereka kasak-kusuk tulisan tangan saya. Saya sudah membeli permen cokelat, minuman hangat dan kripik kentang, tetap belum ada jawaban di mana letak kedubes itu. Bukan main!

Di Bangkok pula saya belajar dari seorang hakim HaKI yang bijak. Saat semua bule di sana memaparkan konsep kapitalisme HaKI di depan regulator komunikasi dan telekomunikasi se-ASEAN, sang Ibu Hakim membisiki saya, “Ya, itu uang mereka.”

Bisikan Bu Hakim ini dalem banget, Mas Pam!

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Desember 4, 2007 inci HAKI, IPR

 

2 responses to “Ya Ampun, Mas Pam!

  1. agus pambagio

    Maret 28, 2008 at 10:00 am

    Hehehehe, ya itulah kenyataan hidup kita kalau berinteraksi dengan wong londo. Harusnya Sumpah Pemuda berlaku ke seluruh dunia ya. Jadi bs pakai bahasa Indonesia semua.

    Salam,

    AP

     
  2. Mila

    Maret 28, 2008 at 10:16 am

    *sembah Mbah’e anak bangsa*
    Mas, Soempah Pemoeda itoe di Jalan Kramat Raja adanja poen. Wong Londo itoe poen moempoeni batja dia poenja wettelijke regeling djadi kita orang tak poenja onderhandeling sama kita poenja barang sendiri.

    Hidoep anak bangsa!

     

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: