RSS

Tulisan Tidak Penting: Spesies Baru

18 Des

Hari ini menjadi hari tidak penting. Antiklimaks. Hari perenungan. Mendung sepanjang hari.

Membaca berita Detikcom pun yang ringan dan lucu saja. Seperti tikus besar (sekali lagi, tikus) di Papua, yang ditemukan rombongan ekspedisi dari LIPI dan CI (Conservation International).

Tak usah jauh-jauh, kalau malam di depan rumah saya pasti ada tikus sebesar kucing yang lari-lari. Pernah seorang bule bilang ke saya, kalau sudah ada tikus lari-lari di dalam apartemen di Inggris sana, berarti apartemen itu sudah termasuk slum area atau daerah kumuh. Apartemen miskin, singkatnya.

Saya balas ke bule itu, “Hebat sini dong Sir, tikus Indonesia bisa juga main di Menteng atau di dekat Stasiun Gambir.”

Kalau di Amerika jadi kartun dan merchandise-nya dijual ke mana-mana, di sini ia jadi bakso dan dimakan pakai boraks dan sambal pewarna tekstil.

Di sini manusianya seperti kucing, karena nyawanya bisa sembilan. Naik kereta di atas atap, jadi kalau jatuh tinggal tiarap. Naik motor disenggol mobil, paling salam damai lalu tersisa pegel saja. Antri lampu merah sepuluh menit di belakang bajaj juga paling kita berdehem dan kipas-kipas. Di sini, yang lebih mematikan saja kita sudah biasa.

Orang Indonesia itu sembilan nyawanya. Jadi, tikus  Indonesia itu bukan ancaman segala penyakit (miskin, pes, dll.). Ia adalah kawan bermain, Sir.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 18, 2007 inci curhat, tikus

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: