Musim kampanye di seluruh Indonesia berarti musim jargon. Kalau terpilih jadi walikota, bupati, gubernur, hingga presiden dan legislator, jargon seperti “tanyakan pada ahlinya” akan dipertanyakan kembali oleh rakyat. Ada banyak langkah untuk pembuktian jargon-jargon kampanye itu. Pada akhirnya memang betul, memimpin [to govern] adalah pekerjaan panjang lebar. Sosok chief speechwriter John Favreau ada di belakang Barack Obama dan John Pollack pernah menjadi speechwriter Bill Clinton semasa menjabat presiden.
Di Amerika sana, pemimpin besar tak punya waktu untuk menyusun detail pidato resmi, dan mereka juga terbiasa membaca teleprompter. Salah ucap (pilihan kata hingga intonasi suara) menjadi tajuk utama media massa beberapa detik kemudian. Mereka juga terbiasa tampil sesempurna mungkin, sehingga Bill Clinton juga jangan diambil fotonya dari sebelah kirinya, karena akan terlihat tidak simetris (atau kurang keren).
Intinya, pencitraan seorang pemimpin adalah segalanya untuk memenangkan suara rakyat (people’s vote), tapi jangan sesekali menulis jargon kampanye yang tidak faktual atau menyerempet hal yang bakal jadi bumerang di waktu mendatang. “Tanyakan kepada ahlinya” adalah salah satu contoh yang diangkat beberapa media massa bulan lalu saat banjir melanda beberapa titik di Jakarta. Tak mudah bukan membuat jargon? Indah berarti bak puisi, yang kemudian harus diterjemahkan panjang lebar dalam bentuk kebijakan dan pengaturan seperti prosa.