“Here lies an honest man and a lawyer,” responded the lawyer.
“Sorry, but I can’t do that,” replied the stonecutter. “In this state, it’s against the law to bury two people in the same grave. However, I could put `here lies an honest lawyer’.”
“But that won’t let people know who it is!” protested the lawyer.
“Sure it will,” retorted the stonecutter. “People will read it and exclaim, “That’s impossible!”
(pics: imdb.com & bittorrent.com)
Saya sedang menikmati tayangan S.H.A.R.K, seorang pengacara kriminal kelas kakap (James Woods) yang “gak ada matinye” kemudian “tobat” dan berbelok menjadi jaksa. Untuk ia melatih argumentasinya, di lantai bawah rumahnya ada replika ruang sidang yang dilengkapi empat kamera segala penjuru. Good storyline, great James Woods!
Kalau soal esensi pengacara saya menyukai film “The Devils’ Advocate” (1997) yang dibintangi Mas Nunu & Opa Nono (Keanu Reeves dan Al Pacino). “Vanity, definitely my favorite sin.” Arrrrgh, I always passed out everytime I heard this memorable line!
Hari ini ada diskusi di Radio 68H tentang Assegaf yang dilaporkan ke Peradi tentang “mempengaruhi saksi”. Saya tak peduli dengan dimensi politiknya. Yang saya pelajari dari banyak tayangan TV atau film (drama oh drama!) adalah bagaimana semua itu bisa menjalin cerita yang menarik. Banyak kasus yang bisa digali dan disajikan ulang with different angles. Sekarang tinggal bagaimana saya sebagai penonton memosisikan diri saya.
One response to “A Story of Legal Movie-phreak”