Otoritas moneter negeri ini masih berkutat dengan penyehatan ekonomi dalam negeri (baca: semua yang terkait urusan KPK hingga kebijakan suku bunga). Saya membayangkan suatu hari nanti *segera!* jika suasana sudah mulai cair dan semua orang terinformasikan dengan simetris, sistem pembayaran dengan dompet elektronik bisa segera terlaksana. “…some analysts say e-money makes up about 20 percent of the ¥300 trillion, or $2.8 trillion, in Japanese consumer spending” (iht.com)
Jika kelak ada transaksi e-money luar biasa besar via satu operator, buat saja kebijakan “batas atas transaksi pulsa dalam satu hari dari satu nomor pelanggan adalah sekian” hingga “dan/atau jika transaksi melampaui jumlah sekian secara kumulatif, maka transaksi harus ditunda hingga beberapa bulan ke depan”. Toh mengambil uang dalam sehari juga lebih mudah “dibatasi” secara elektronik (misalnya, mekanisme ATM). Aturan dan proses teknis terkadang memang bisa berjalan bergandengan. Bank BCA juga sudah mulai menyosialisasikan kartu debit flazcard (?) yang memudahkan transaksi di resto Hoka-hoka Bento * zap! * pulsa Anda berkurang tujuh puluh ribu…