RSS

D’orang tak pu’hak!

02 Mar

(baca: dia orang tak punya hak)

Saya baru kembali dari Timika, Papua. Perjalanan inap satu malam saja yang melelahkan sekaligus menyedihkan. Panas walau di daerah pemukiman yang banyak pohon sekalipun. Tanah kaya, tanah sengsara. Tak banyak berubah sejak empat tahun lalu walau dana otonomi khusus dan dana perimbangan membengkak beberapa tahun terakhir ini sebagai akibat dari reformasi keuangan negara kita.

airport-papua.jpg

Tiba di bandara internasional yang tetap tak ber-AC sejak dibuka sepuluh tahun lalu, saya melihat kerumunan orang menunggu bagasi. A real melting pot. Sepanjang jalan ke hotel yang tak jauh dari bandara, saya melihat awan di atas langit yang biru. Air selokan pun mengalir bening. Indah.

a-1.jpg

Ada beberapa hal yang harus saya tuntaskan di Tanah Papua ini. Salah satu yang menarik adalah upaya seorang kawan yang memberdayakan perempuan di sana (jangan tanya apakah ada peran Ibu Meutia Hatta di sini, plis dong ah!). Ada seorang ibu yang tak perlu banyak kajian ataupun konsinyir dengan staf ahli untuk memberdayakan kaum perempuan di sana. Namanya indah, Anastasia Tekege. Ia adalah seorang guru, wirausahawati dan wakil rakyat yang telah melakukan banyak hal seumur hidupnya. Kegiatan terakhirnya adalah pemberdayaan perempuan melalui program pendampingan ibu-ibu penduduk asli untuk menenun kain khas Timor yang dimodifikasi dengan motif Papua. Ada juga kegiatan petani wanita yang menggarap petatas (ubi) yang merupakan makanan pokok masyarakat di sana. Selain itu, Ibu Anas (panggilan singkatnya) mengundang dr Boyke untuk bicara. Ia juga mengundang seorang penyuluh dari Yayasan Kanker Indonesia.

Awalnya saya melihat pencitraan kesuksesan wanita di situs resmi pengembangan komunitas (community develompent) Freeport adalah indah. Sayangnya setiba di sana, saya melihat lebih banyak petani wanita yang kerap jadi korban kekerasan suaminya yang banyak bekerja menjadi buruh tambang Freeport. Apalagi saya tiba di saat yang tepat: malam Minggu dan para buruh baru gajian yang berarti seks bebas. Sedangkan sang istri di rumah adalah pekerja keras yang naif dan akhirnya banyak yang menjadi korban seks bebas suaminya: tertular HIV+.

a-2.jpg

Untuk menggerakkan para ibu-ibu naif ini hanya perlu seorang superwoman yang berasal dari gunung: Ibu Anas. Ia adalah simbol wanita Papua yang halus, tegar dan sigap bertindak. Kompleksitas masalah perempuan di Kabupaten Mimika dipaparkan mendetail, dibarengi tawa miris Ibu Anas.

Malam ini saya akan berdoa setulusnya untuk semua upaya Ibu Anas bagi perempuan Papua. Mereka memiliki hak hidup, hak memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa kesulitan transportasi dan pengetahuan bertani, hak menolak kekerasan suami, dan hak membesarkan anak dengan damai. D’orang pu’hak, iyo?

 
3 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 2, 2008 inci labour, mimika, papua, timika, women, worker

 

3 responses to “D’orang tak pu’hak!

  1. ocha

    Maret 25, 2008 at 12:28 pm

    aduhhh, baca ini bikin saya merinding. dorang pu hak koq. saya ingin menjadi seperti ibu anas itu. ya Tuhan, semoga para perempuan di Papua jangan semakin termarjinalkan, melainkan bisa ikut maju juga dan suami2 mereka jg bisa sadar bahaya HIV semakin mengancam di Papua.

    (salam kenal, boleh saya link??)

     
  2. Mila

    Maret 25, 2008 at 3:14 pm

    Salam kenal juga… boleh juga saya link?
    *kedips*

     
  3. Leo

    Februari 15, 2009 at 3:26 pm

    Salam,

    Kira-kira seperti itulah potret perempuan Mimika. Lemah Lembut namun tetap kekar untuk melakukan hal terbaik demi anak-anaknya.

    Salut, kata yang mungkin bisa saya ucapkan saat ini.

    Mudah-mudahan suatu waktu saya bisa jadi salah satu orang yang dengan lantang, menyuarakan aspirasi para ibu terbaik Papua, terutama Timika tanpa takut akan penguasa yang tidak serius memikirkan nasip para wanita Papua.

    Kal tidak keberatan saya boleh link di sini..?

    Blog saya:

    Ltumuka.blogspot.com

     

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

 
%d blogger menyukai ini: