Pertanyaan yang tak perlu dijawab.
“Sebuah got depan rumah” adalah hasil dari rendahnya kemampuan bernalar institusi negeri ini sejak merdeka. Jalur air kotor dan jalur air bersih (atau air hujan) adalah mutlak dibedakan sejak membangun fondasi sebuah rumah. Jika tidak, maka yang terjadi adalah saluran depan rumah itu membawa campuran air hujan dan air kotor yang selanjutnya dialirkan ke kali atau anak Kali Ciliwung. Yang lebih parah lagi, banyak perumahan kumuh tumbuh puluhan tahun tanpa ada saluran buangan sama sekali (alias langsung buang ke sungai!).
***
Pernahkah kita berpikir lebih lanjut saat nonton film action buatan Hollywood? Banyak adegan kejar-kejaran di gorong-gorong bawah tanah itu tidak membawa pesan eco-label “Hey, ini untuk saluran air bersih, kalau-kalau hujan besar melanda kota New York.” Toh, kita ke bioskop untuk nonton adegan seru, bukan untuk mengkaji berapa tinggi dan panjang saluran itu, atau untuk mengukur kecepatan air mengalir versus tinggi air laut pasang, dan seterusnya.
Gambar di bawah ini saya ambil dari mit.edu untuk mengalokasikan buangan (sewerage, atau air kotor) yang bisa diproses lebih lanjut (untuk pupuk atau memang dibuat steril saja).
Atau gambar di bawah ini yaitu tentang “man hole” yang merupakan kumpulan dari banyak air buangan manusia (gambar diambil dari bmu.de).
Selanjutnya untuk air bersih, bisa dialirkan langsung ke bumi dengan sistem sumur resapan atapun dapat diproses untuk dijadikan air minum.
***
Untuk belajar mengolah sumber daya air ini, buangan manusia atau air hujan, ada baiknya kita menengok negara kecil mungil macam Singapura yang sukses membuat konsorsium 6 industri lokal menangani teknologi, perangkat, konsultasi, integrator sistem, rekayasa proyek dan konstruksi, serta operator perangkat proses air dan air kotor untuk beberapa titik di Singapura. Klik sini untuk Singapora Water Solutions Alliance, total water management solutions. Dahulu untuk air bersih, Singapura sangat tergantung akan pasokan Malaysia. Di saat harganya kian tak terkendali, Singapura akhirnya memutuskan untuk memproses semua air di negeri itu.
Sesungguhnya inilah saatnya pemerintah setiap daerah memikirkan arus air lebih baik lagi (karena mungkin pemerintah pusat sudah pusing urus yang lain) mumpung penduduk di daerahnya belum seheboh Jakarta. Sekarang, Indonesia dengan sejuta masalah dan sejuta kepala elit yang tak mampu bersuara satu, solusi air (dan masalah lingkungan hidup lainnya) adalah hal kesekian setelah pesta 2009 kelak. Ayolah, ini saatnya pemerintah daerah memikirkan lingkungan lebih cerdas lagi. Tak usah studi banding ke mana-mana, di Internet semua bahan bisa di-download gratis. Serius!
nurul
Juli 29, 2009 at 5:07 pm
waw…. kerenzzz
saya suka gaya anda
Tito Sudiatno
September 12, 2009 at 2:00 pm
Betul mas, ga usah banyak-banyak cukup 1 orang saja di Jakarta setiap RT seperti anda, pasti didukung warganya, selamat dan terimakasih…
Mila
September 12, 2009 at 9:00 pm
Malam ini saya menonton National Geographic Channel, dan sekali lagi tentang air bersih dan dampaknya bagi ekosistem. Sungguh miris hati saya melihat bagaimana masyarakat di chesapeake Bay (USA) itu meneliti sakit mikrobakteriosis pada ikan bandeng bergaris… apakah pernah dilakukan oleh pakar di sini? Ataukah pemerintah cq Departemen Perikanan dan Kelautan ataupun pemda setempat peduli jika ada perubahan di Teluk Jakarta? Atau tempat indah lain di negeri ini? Entahlah…
air kita
Desember 12, 2009 at 5:57 pm
Kita mesti belajar mengolah sumber sumber air. Menurut Organisasi Kesihatan Dunia(WHO), 2 miliar orang kini menyandang risiko menderita penyakit murus yang disebabkan oleh air dan makanan.
Makanya harus belajar dan seterusnya berobah untuk kebaikan. Iya kalo pasal air, pemerintah Indonesia tidak banyak bedanya dengan pemerintah Belanda dulu. The Dutch care little for the local and poor people so do the current administration and their predecessors! Shame on ’em.
Such a pity!
zulfikar
Maret 3, 2010 at 2:24 pm
Semua informasi tersedia kalau dicari (baik gratis maupun berbayar). Dan orang2 di pemerintahan juga pintar-pintar. Masalahnya tinggal mau atau tidak.. ๐
Mila
Maret 4, 2010 at 8:22 pm
masalahnya mau atau tidak… cannot agree more!
Silly
Maret 31, 2010 at 7:30 am
Sumpah, ini topik yg keren… udah lama saya pengen nulis tentang air bersih, abis kesian aja liat banyak banget orang yang hidup bergantung pada sumber air yang diujung hulu yang lain, justru dipergunakan sebagai jamban dan tong sampah terbesar didunia, semua dibuang ke kali dan selokan… yg akhirnya dihilir… dipergunakan oleh banyak orang yang tidak punya pilihan lain…
So sad yahhh…
Thanks for this post, nanti gue link ke sini yahhh
kangen uyyy… *peluk2*
BTW, masih suka ke irian bu? ๐
Mila
April 1, 2010 at 10:25 pm
Hihihi sssssstttiiilll Jeung Sil Bawel I knew years ago!!! Virtually speaking wkwkwkwk… anyways, thanx for the thumbs *kebiasaan fesbuk* meaning, for the appreciation. Di rumah gw seupil ini, di belakang ada penampungan air langsung ke bumi (bio pori tapi sekian lapisan serat dan batu kerikil dkk) jadi kalau hujan lebat itu air enggak semua ke got atau sungai, sebagian kecil masuk ke perut bumi langsung biar enggak kopong di bawah rumah dan kalau tanahnya geser, rumah bisa retak (catatan: ini gw pelajari dari suami!).
Btw, gw udah jarang update blog karena sibuk fesbuk tweeps gak jelas, tapi memang domestik lagi butuh perhatian ekstra. Daaag emak-emak gaol!
Mila
April 1, 2010 at 10:26 pm
eh Irian yah… dah jarang, ngurus sekolah anak dan makan suami ajah dulu hihihihi
ali
Februari 26, 2012 at 9:33 pm
bisa tdk d jelaskan tentang pembuangan air kotor dan sumbernya saya lagie punya tugas nie
febi indah sari
April 29, 2013 at 3:18 pm
katanya ada perbedaannya disini mana
ni pertanyaan untuk kamu tolong jawab ya karena ni tugas
bagaimana cara mengetahui perbedaan air bersih dengan air kotor?
Water Solution Indonesia
Februari 4, 2016 at 4:15 pm
Sumber daya air memang harus mulai dilakukan dari sekarang, dibeberapa bagian di Indonesia aja masih ada beberapa yang masih kekurangan air.
Water Solution Indonesia
Februari 4, 2016 at 4:17 pm
Kita memang harus mulai memperhatikan pola hidup kita dalam menggunakan air, hemat lebih baik