Mencari wajah pentolan Detikcom via google adalah hal sulit. Tak sesulit mengetik “www.detik.com” yang merupakan kegiatan rutin saya (bahkan lebih banyak daripada jadwal makan). Malam ini saya insomniak lagi, tapi saat melihat wajah Detikcom yang baru, “Segaaaaar!” (klik sini untuk lihat wajah baru Detikcom yang segar itu). Kagok sih, tapi siapa yang tak pusing dengan halaman Detikcom yang lama? Di saat iklan segala rupa goyang terus atau iklan tempel yang manut kemana cursor saya letakkan, berapa banyak orang nge-klik iklan goyang itu?
Hanya hitungan beberapa minggu sejak Kompas.com diluncurkan dengan segala fasilitas yang membuat decak kagum, kegiatan saya di tengah malam ini menjadi satu bukti bahwa dampak kompetisi yang sehat juga telah merambah industri berita online. Sepertinya saya sudah ngomel bertahun-tahun atas tampilan Detikcom yang makin berisik oleh iklan kagak penting itu. Hari ini doa orang tertindas seperti saya terkabul!
Hari ini pula menjadi bukti bahwa persaingan media massa, khususnya jurnalisme, telah bergeser ke saluran distribusi lain: internet (baik via PC atau ponsel). Petinggi redaksi macam Pak Budiono Darsono tak boleh merasa Detikcom adalah satu-satunya sumber berita online Indonesia. Kapital besar di industri terkait pastinya akan melirik jalur distribusi gemuk lain, dan ini adalah kecenderungan kapital. Perubahan demi kenyamanan konsumen berita seperti saya, tentu merasa perubahan wajah Detikcom tengah malam ini adalah anugerah. Untuk Detikcom, perubahan ini adalah wajib hukumnya agar tak tersalib pesaing.
Mudah-mudahan Pak Budi dan pasukannya sudah membaca slideshare favorit saya (klik sini atau klik sini juga). Kompetisi itu memang memanjakan konsumen ya Mas? Sukses!
Irwin Day
Juli 12, 2008 at 12:44 pm
Wah, sudah lama tidak baca detik š abis kata temen temen beritanya sangat konsisten… konsisten ngasal.. :p