Menghitung potensi pemilih satu partai bukan hal mudah. Ada swing voter, yang suka pindah seenak-udel seperti ganti nomor telepon genggam pra-bayar. Ada juga yang apatis di satu ekstrem, dan ada yang tidak tahu apa-apa di ekstrem yang lain. Yang terakhir adalah mereka yang tak tahu maksudnya memilih pemimpin apalagi membedakan mencontreng dengan nyoblos.
Daripada sekian puluh partai tak ada yang jadi dominan, mau tak mau, suka tak suka, malu tak malu, harus berkoalisi. Seperti apa? Pakailah Stigler’s Theory of Oligopoly. Teori permainan selalu berlaku untuk melihat peluang kemungkinan menghasilkan yang terbaik. Pergerakan yang serentak di satu waktu harus diprediksi lebih baik lagi. Pecundang pasti ada, tapi yang harus diawasi sejak awal adalah tipuan dalam setiap gerakan. Cheater harus dikalkulasi, baik dari lini pemilih ataupun sesama partai.
Jakarta, 090109, 01:45:08 AM