Kalau urusan komik (baca: yang alatnya pensil atau komputer, bukan mikrofon), percayakan pada sekelompok “anak muda” era 1990-an: Komik Karpet Biru. Ini kumpulan veteran jago gambar bercerita yang waktu itu hidup di era serba-manual. Kalaupun ada Adobe Photoshop, waktu itu pena tabletnya masih mahal.
Para veteran komik ini saya kenal belasan tahun sudah. “Mas Harley” dan “Mbak Nurul” adalah dua orang misterius, karena memang ternyata hanya ada Mbak Harlia Hasjim dan Mas M. Nurul. Tak semua saya kenal dekat, tapi segelintir dari Kelompok Karpet Biru saja sudah memenuhi “jadwal membaca” saya di malam hari.
Gambar diambil dari sini.
Suatu malam saya dikirimi pranala kompilasi komik para veteran ini; sudah edisi ke-12 rupanya. Inilah Komik Indie Indonesia, istilah yang analog sekali, ya? Sekarang tak ada lagi yang indie, karena yang besar di Amerika Serikat macam Marvel itu sudah tak lagi monopoli. Semuanya bisa menonton atau membaca semua (multipoint to multipoint).
Sungguh menyenangkan membaca kejutan-kejutan di dalamnya. Dibuka dengan “komik tamu” seperti Ki Bezo, mengalirlah berbagai karakter dan gaya gambar masing-masing anggota Kokabi.Tamu-tamu Kokabi lain juga wajib dibaca, salah satunya Jeng Dydy yang masih di Nuyok sana…
Kokabi Edisi ke-12 ini ada 156 halaman, beragam sekali isinya; seperti makan permen Nano-nano dan minum jamu kuat 7 rasa. Duet Dyo dan Harley yang girly (padahal seingat saya, mereka berdua tidak girly-girly amat). Ogie membuat karakter Su’od gembil tengil. M. “Roel” Nurul dan Imansyah “Immy” Lubis yang detail. Ardie yang “selalu abege”, Epiet Duduls yang “hardcore” dan seterusnya…
Edisi ke-12 ini menakjubkan. Saya merasa kembali ke masa lalu “Masa Indah Ceria” sekaligus membayangkan masa depan komik Indonesia “Dunia Karpet Biru”. Saya harus memiliki atau setidaknya membaca edisi pertama hingga sebelas cepat-cepat. Suatu hari nanti, sepuluh atau seratus tahun dari sekarang, karya Komik Karpet Biru ini akan melegenda. Coretan aslinya pasti mahal harganya…
Eropa punya Herge, Jepang punya Masami Kurumada dan sejuta penggiat manga, dan Indonesia punya Kokabi yang merintis gaya komik Indonesia dari berbagai aliran. Ya betul, Kokabi adalah cerminan nusantara yang punya ratusan dialek bahasa dan ratusan budaya ini. Wilujeng wuruk, para suhu komik Indonesia era digital…
Wahyono Kuntohadi 'doyonk.art'
Juli 22, 2012 at 6:45 am
nice komikus
Jasiph
Juli 22, 2012 at 3:24 pm
Btw, itu edisi sebelumnya bisa dibaca online juga gak ya, gak nemu linknya di sana.
Komik Karpet Biru
Juli 22, 2012 at 6:14 pm
Belum ada edisi digital untuk nomer-nomer sebelum 12 …maaf yaaa