Kemana teh kita? Indonesia tercatat melakukan impor teh sepanjang Januari-Juni 2013, sejumlah 11.411 ton dengan nilai US$ 15,7 juta atau sekitar Rp 134,5 miliar. Dari mana saja? Impor teh kita berasal dari Vietnam, India, Kenya, Srilangka dan Iran/
Teh terbaik kita dibeli oleh tengkulak Singapura (untuk dijual ke luar negeri, sejauh Inggris dan jadi “Twinnings English Breakfast Tea”). Contohnya, teh Solok Sumbar yang bersih dan harum, itu tak ada yang jadi teh lokal yang harganya super duper murah. Dibungkus cantik oleh Twinnings, “digoreng” iklannya seluruh dunia, jadilah teh itu mahal.
Konsep “free trade”? Ya, kita bisa jual teh Rp 1000, tapi beli teh impor Rp 500. Kita masih untung Rp 500, jadi untuk apa kita pakai sendiri teh kita? Hanya saja pemerintah lupa, ada biaya tengkulak (broker) yang tak dihitung, apalagi untuk jangka panjang jelas bukan angka profit margin Rp 500 itu saja yang harus dilihat, tapi harus dilihat industri teh dalam negeri berputar hingga banyak warung/toko teh dan pasar penjual teh yang menggerakkan ekonomi lokal.
Ada beberapa bahan untuk mengkaji masalah komoditas teh, yang merupakan salah satu produk unggulan negeri tercinta ini. Sila klik sini, sini, dan sini untuk laporan FAO (Food and Agriculture Organization di bawah PBB, Persatuan Bangsa-bangsa). Ada juga bahasan teh sebagai bagian khusus pembangunan di benua Afrika, sebuah kajian dari UNECA (klik sini).