Politik itu sami mawon ya? Malam ini diumumkan pengunduran diri PM Inggris, Dave Cameron. Dave dipilih dari pemilihan umum. Kalau ia mengundurkan diri, ini artinya Ratu Elizabeth II bisa meminta PM ini diganti dari oposisi rejim Dave (Partai Konservatf). Demokrasi bilang (mungkin ya) kalau yang sekarag gagal, saatnya oposisi naik. Ratu tidak meminta, dan naiklah paket Theresa May dari Partai Konservatif lagi. Ada Boris Johnson di belakang May. Mister Boris ini mantan walikota London (2008-2016) yang dorong-dorong agar Inggris keluar dari EU (European Union) melalui mekanisme demokratis namanya: Referendum. Proses ini ngetop dengan istilah #Brexit itulah.
Demokrasi, sebuah konsep yang digaungkan seratus tahun terakhir dari negara mata biru hijau. Sebelum Perang Dunia Pertama, banyak daerah di dunia dipimpin raja, kaisar, tzar, emperor, sultan, dan seterusnya. Sebelum ada namanya Indonesia juga begitu. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu konsep “kekinian” setelah Jepang mengusir Belanda dan menduduki tanah tajir ini untuk memasok minyak dan logistik pasukan perang Jepang di World War 2. Perang Dunia itu adalah orkestrasi rusuh Eropa-Amerika-Asia, dan nyaris secuil jazirah Arab-Afrika. Aliansi Eropa Barat (Inggris dkk) dan Amerika Serikat yang bertarung dengan Axis 3 Negara (Italia, Jerman, Jepang) untuk saling mencaplok daerah kekuasaan.
PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) atau UN (United Nations) kemudian lahir sebagai kesepakatan bangsa-banga di bumi ini agar tak lagi caplok-mencaplok dengan kekuatan senjata ini. Doktrin “self defence arms” atau United Nations Charter VII : Action with Respet to Threats to the Peace, Breaches to the Peace, and Acts of Aggression memang pernah “diplesetin” oleh George W. Bush saat menyerang Irak yang memiliki “weapons of mass destruction” yang kimiawi, biologis ataupun apapunlah… padahal sepertinya Irak punya uranium yang dikuasai lalu diselundupkan rejim Bush? Wallahualam…
Nah, apa hubungannya Inggris, Amerika dan Irak? Dua juta penduduk Irak tewas karena serangan defensif (oxymoron!) pihak Amerika rejim Bush (Partai Republik) yang didukung Inggris rejim Blair (Partai Buruh). Pasukan Amerika yang dikirim mencapai 148 ribu, dan Inggris 45 ribu. Apa yang terjadi kemudian? Perang Irak (2003-2011) merembet ke Syria. Lalu sebagian besar jazirah Arab ikut rusuh. Di lain tempat, beberapa anggota Uni Eropa juga mulai mengalami kegagalan ekonomi dalam negerinya. Banyak pengungsi jazirah dan urban Yunani atau negara tetangga ke Inggris di satu waktu *gabruk* itu artinya ya kesetimbangan (ekuilibrium) ekonomi domestik mereka juga turut terganggu. Penumpukan-penumpukan ini semacam bisul yang kemudian dimanfaatkan Boris Johnson untuk mendukung ide referendum. Boris ini politisi licin sih, karena ia memiliki banyak skandal dan kebijakan palsu, sama palsu dengan rambutnya aneh Donald Trump (xixixi… ups!) Lalu Theresa May juga sama rusuhnya dengan kawan sepaketnya ini.
Membaca situasi chaos di sana itu harus membaca dalam banyak dimensi yah… dan bagaimana dampaknya untuk Indonesia dan regional ASEAN? Orkestrasi situasi, timing and momentum are the most important factors to protect (defense?) ourselves from bad pendulum. We could think of many scenarios, like the game theory taught me.. it must be a non-zero sum game. Never one time only. Keep it all updated, peeps..